Umum SMAN 1 WONOSARI KLATEN

Inspirasi Pelestarian Lingkungan

08 Feb 2019 Umum

INSPIRASI  PELESTARIAN LINGKUNGAN

 Mari kita lihat bahwa Lingkungan merupakan salah satu bagian integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan di rawat dengan baik (tidak di dholimi ), lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris,sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan (nafsu) manusia, hal ini telah disinggung oleh Allah SWT dalam Al Quran surah Ar Ruum ayat 41-42

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ayat 42. Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di muka bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

Abul Aliyah mengatakan bahwa barang siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya kelestarian bumi dan langit adalah dengan ketaatan.

Oleh sebab itulah maka pemeliharaan lingkungan yang bersih aman nyaman merupakan salah satu perbuatan yang baik yang harus di kembangkan dan di tanamkan dalam diri jiwa setiap orang sehingga terbentuklah jiwa yang sakinah tentam aman nyaman indah sehingga akan mempengaruhi dalam peribadahan kita pada Allah

Maka lihatlah apa yang telah menimpa mereka disebabkan mendustakan para rasul dan mengingkari nikmat-nikmat Allah.

Kalau kita lihat di negara kita luas hutan di Indonesia adalah sebesar 120,35 juta hektar, terdiri dari hutan produksi 66,35 juta hektar, hutan lindung 33,50 juta hektar, hutan konservasi 20,50 juta hektar. Penutupan vegetasi di dalam kawasan hutan mencapai 88 juta hektar (Sinar Harapan, 2008). Tutupan hutan di Indonesia memiliki luas sebesar 130 juta hektar, menurut World Reseach Institute (sebuah lembaga think tank di Amerika Serikat), 72 persen hutan asli Indonesia telah hilang, berarti sisa luasan hutan Indonesia hanya sebesar 28 persen. Kemudian data Departemen Kehutanan sendiri mengungkapan bahwa 30 juta hektar hutan di Indonesia telah rusak parah, atau sebesar 25 persen(Khofid, 2004). Data-data ini menunjukan bahwa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku manusia, telah mencapai tingkat yang parah. Sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pendidikan lingkungan untuk mengubah sudut pandang dan perilaku manusia.

Beberapa prinsip dalam menjaga & melestarikan Lingkungan

Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi saat manusia berinteraksi dengan lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Berikut adalah prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam:

  1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)

Di dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:

Artinya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang didalamya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.

Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota komunitas sosial mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama (kohesivitas sosial), demikian pula setiap anggota komunitas ekologis harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam tempat hidup manusia ini. Sama halnya dengan setiap anggota keluarga mempunyai kewajiban untuk menjaga keberadaan, kesejahteraan, dan kebersihan keluarga, setiap anggota komunitas ekologis juga mempunyai kewajiban untuk menghargai dan menjaga alam ini sebagai sebuah rumah tangga.

  1. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)

Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral terhadap alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. Sesuai dengan firman Allah dalam surah al Baqarah : 30

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. " Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”

Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk menjaganya.

  1. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)

Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya dengan kedua prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.

  1. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)

Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat. Sebagaimana dimuat dalam sebuah Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Shakhihain:

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak seorang pun muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.”

Dalam hadis lain dijelaskan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah dua perbuatan yang mendatangkan laknat!” Sahabat-sahabat bertanya, ”Apakah dua perbuatan yang mendatangkan laknat itu?” Nabi menjawab, “Orang yang buang air besar di jalan umum atau di tempat berteduh manusia

Beberapa Hadist tentang menjaga dan melestarikan Lingkungan

1.        Hadist yang diriwayatkan oleh HR. Bukhori Muslim

Artinya:  “Sayangilah yang ada di bumi niscaya semua yang ada di langit akan menyayangi kalian”

2.        Hadist yang diriwayatkan oleh HR Tirmidzi

Artinya : “Barang siapa menghidupkan suatu bumi yang mati, maka bumi itu baginya”

Kandungan dari hadist diatas adalah Nabi Muhammmad SAW melalui Al-Qur’an dan hadist mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan kelangsungan kehidupan manusia dari ketergantungannya kepada lingkungan alam. Maka dari itu, kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT harus saling menghormati sesama makhluk Allah SWT lainnya, terutama yaitu tumbuhan ( lingkungan ). Janganlah saling merugikan, cintailah lingkungan sekitar kita (alam) untuk generasi penerus kita, karena jangan sampai generasi penerus kita tidak bisa melihat lagi indahnya pohon-pohon hijau yang rindang dan asri di masa depan nanti.

 

BAGIKAN ARTIKEL INI